BUKU TAMU
Laman
Sunday, November 28, 2010
Saturday, November 13, 2010
Thursday, October 28, 2010
Tuesday, August 24, 2010
Thursday, August 19, 2010
Sunday, August 15, 2010
Saturday, August 14, 2010
Thursday, August 12, 2010
Wednesday, August 4, 2010
Monday, August 2, 2010
”Point of Interest” atau POI adalah titik pada sebuah foto di mana inti ”cerita” foto itu terletak. POI membimbing orang yang melihat foto itu untuk memahami konteks foto secara keseluruhan dalam seketika. Menemukan POI juga memudahkan seorang fotografer untuk merekam sebuah kejadian dengan cepat.
Foto 1 merekam Paus Johannes Paulus II (almarhum) di tengah para kardinal dari Amerika Serikat tahun 2004. Secara kebetulan, Paus tercahayai, sementara yang lain tidak. Dengan penjelasan sederhana dan mudah dipahami, Paus Johannes Paulus II langsung menjadi POI dan dalam seketika foto ini menjadi sangat jelas. Sang fotografer yang melihat ”mencoloknya” Paus Johannes Paulus karena tercahayai langsung bereaksi dan memotret tanpa harus berpikir terlalu dalam. POI yang begitu nyata memudahkan eksekusi fotografi.
Demikian pula Foto 2 yang merekam penempatan pasukan baru AS di Alaska tahun 2003. Saat menyadari adanya seorang tentara berkulit hitam di tengah tentara berkulit putih, fotografer Bill Roth tidak perlu berpikir dalam-dalam untuk langsung bisa menghasilkan foto yang sangat menarik.
POI sebagai panduan
Mendapat tugas merekam polusi di Waduk Pluit, Jakarta Utara, fotografer Wisnu Widiantoro dari Kompas langsung melihat seorang pemulung yang mencari barang-barang mengapung yang bisa dimanfaatkan. Pemulung itu jelas bagian penting dari masalah yang ada, yaitu masalah banyaknya sampah di Waduk Pluit. Maka, dengan menempatkan sang pemulung sebagai POI fotonya, Wisnu langsung mendapatkan sebuah foto yang layak muat dan ”berbicara”, bahkan dalam beberapa komposisi. Di halaman ini hanya dimuat salah satu di antaranya saja.
Menemukan POI adalah proses yang harus segera dilakukan kalau menghadapi sebuah ”adegan sulit”. Begitu kita bisa menemukan POI-nya, sebenarnya saat itu kita sudah bisa melakukan eksekusi pemotretan.
Demikian pula Foto 4 yang merekam kekeringan di daerah Sleman, DI Yogyakarta. Begitu ada orang melintas dan cukup fotogenik, dengan cepat rekaman kekeringan di Sleman terjadi.
Namun, adakalanya sebuah foto justru menjadikan POI-nya sebagai ”kejutan” alias POI-nya justru sangat tidak menonjol. Foto 5 yang meraih penghargaan internasional tahun 80-an menjadi menarik setelah Anda menemukan POI-nya. Dapat? Arbain Rambey
Foto 1 merekam Paus Johannes Paulus II (almarhum) di tengah para kardinal dari Amerika Serikat tahun 2004. Secara kebetulan, Paus tercahayai, sementara yang lain tidak. Dengan penjelasan sederhana dan mudah dipahami, Paus Johannes Paulus II langsung menjadi POI dan dalam seketika foto ini menjadi sangat jelas. Sang fotografer yang melihat ”mencoloknya” Paus Johannes Paulus karena tercahayai langsung bereaksi dan memotret tanpa harus berpikir terlalu dalam. POI yang begitu nyata memudahkan eksekusi fotografi.
Demikian pula Foto 2 yang merekam penempatan pasukan baru AS di Alaska tahun 2003. Saat menyadari adanya seorang tentara berkulit hitam di tengah tentara berkulit putih, fotografer Bill Roth tidak perlu berpikir dalam-dalam untuk langsung bisa menghasilkan foto yang sangat menarik.
POI sebagai panduan
Mendapat tugas merekam polusi di Waduk Pluit, Jakarta Utara, fotografer Wisnu Widiantoro dari Kompas langsung melihat seorang pemulung yang mencari barang-barang mengapung yang bisa dimanfaatkan. Pemulung itu jelas bagian penting dari masalah yang ada, yaitu masalah banyaknya sampah di Waduk Pluit. Maka, dengan menempatkan sang pemulung sebagai POI fotonya, Wisnu langsung mendapatkan sebuah foto yang layak muat dan ”berbicara”, bahkan dalam beberapa komposisi. Di halaman ini hanya dimuat salah satu di antaranya saja.
Menemukan POI adalah proses yang harus segera dilakukan kalau menghadapi sebuah ”adegan sulit”. Begitu kita bisa menemukan POI-nya, sebenarnya saat itu kita sudah bisa melakukan eksekusi pemotretan.
Demikian pula Foto 4 yang merekam kekeringan di daerah Sleman, DI Yogyakarta. Begitu ada orang melintas dan cukup fotogenik, dengan cepat rekaman kekeringan di Sleman terjadi.
Namun, adakalanya sebuah foto justru menjadikan POI-nya sebagai ”kejutan” alias POI-nya justru sangat tidak menonjol. Foto 5 yang meraih penghargaan internasional tahun 80-an menjadi menarik setelah Anda menemukan POI-nya. Dapat? Arbain Rambey
Saturday, July 31, 2010
Thursday, July 8, 2010
Friday, July 2, 2010
Sunday, June 6, 2010
Saturday, May 29, 2010
Tuesday, May 18, 2010
''BLANG KOLAM'' adalah salah satu tempat wisata yang dikenal masyarakat ''Aceh Utara'' dengan air terjunnya yang indah, sebelum terjadinya konflik yang cukup lama di ''ACEH'' seluruh masyarakat Khususnya ''Aceh Utara'' disaat musim liburan/akhir pekan sangat banyak yang berkunjung. Tapi, semenjak konflik ''BLANG KOLAM'' tidak ada lagi pengunjung yang datang, masyarakat merasa takut karena lokasi ''BLANG KOLAM'' yang berada di pedalaman. Setelah konflik di ''ACEH'' selesai barulah masyarakat satu-persatu berani berkunjung lagi ke ''BLANG KOLAM'' meskipun kondisinya (BLANG KOLAM) masih sangat tidak terawat.
Monday, May 17, 2010
''syifaul husna'' hmmmmm.....koq bisa ya...aq sayang banged sama qmu...smua yang ada didiri kamu aq suka..mungkin banyak orang menganggapku gila..gila krn terlalu sayang sama qmu..tp...tersesah orang mau blg apa..yag jelas aq tuh uda sayang & cinta SEKALI sama yang namanya ''SYIFAUL HUSNA" sampai kapanpun ku kan menjadi milikmu dan kau menjadi milik ku..tanpa ada pengganggu yang masuk di kehidupan kita berdua...
SEANDAINYA AKU HARUS MEMILIH
BERNAFAS ATAU MENCINTAIMU
MAKA AKU AKAN MEMILIH
NAFAS TERAKHIRKU
TUK KATAKAN
AKU SAYANG PADAMU
SEANDAINYA AKU HARUS MEMILIH
BERNAFAS ATAU MENCINTAIMU
MAKA AKU AKAN MEMILIH
NAFAS TERAKHIRKU
TUK KATAKAN
AKU SAYANG PADAMU
I LOVE U 4 EVER
Subscribe to:
Posts (Atom)